Minggu, 06 Maret 2011

posisi manusia di antara makhluk lain

1.posisi manusia di antara makhluk lain
        Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk menjadi makhluk di muka bumi yang paling sempurna. Manusia merupakan makhluk paling sempurna diantara makhluk lainnya. Hal ini di buktikan dengan manusia memiliki kelebihan seperti akal pikiran yang paling sempurna dari makhluk lain, dan mempunya hawa nafsu. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
   Tujuan dan maksud dari penulisan ini adalah agar kita mengetahui bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan yang Maha Esa tidak hanya untuk menerima tetapi juga untuk memberi dan mengamalkannya. Karena pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial dan mahluk hidup yang membutuhkan mahluk hidup lainnya. Dan penulisan ini juga bermaksud agar kita mengerti dimanakah posisi kita sebagai manusia yang berada diantara banyak mahluk disup lainnya.

tipologi manusia

Tipologi Manusia


Apa bila kita berbicara mengenai tipologi manusia maka akan terdefinisi bahwa Tiopologi Manusia itu adalah pengetahuan yang mencoba menggolong-golongkan manusia atas dasar kepribadian. Kepribadian seseorang diukur atas dasar vitalitas jasmani dan rohaninya disamping ada faktor temperamen, karakter dan bakat.
  • Vitalitas jasmani bergantung ada kontruksi tubuh,
  • Vitalitas psikis merupakan energi hidup yang belum terarah secara intensional, sebagian bergantung pada alam lingkungan yang membentuknya.
  • Temperamen berarti campuran, yaitu campuran cairan-cairan/humores dalam tubuh (darah merah, lendir putih, empedu hitam, empedu kuning). Cairan yang dominan akan memberikan ciri pada temperamen.
Johan Gasper Lavater (1741-1801) seorang ahli dari Jerman membedakan tipe manusia berdasarkan tubuh dan ilmu wajah (fisiogami).
Adapun tipe manusia berdasarkan tubuh :
  • Tubuh yang gemuk biasanya mempunyai tipe tenang dan sabar,
  • Tubuh kecil dan panjang mempunyai tipe lincah dan kurang sabar.
Adapun tipe manusia berdasarkan ilmu wajah (fisiogami) :
  • Dahi dan alis mata memberikan indikasi tenteng intelegensi seseorang,
  • Hidung dan pipi mencerminkan kehidupan moral dan emosional,
  • Mulut dan dagu merefleksikan kehidupan yang masih animal,
  • Mata mencerminkan kehidupan psikis.
Dan untuk memahami sifat dasar kita, perlu diketahui pengelompokan kepribadian atau watak yang mula – mula

daya manusia

Daya Manusia


sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.[1] MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.[rujukan?] Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dll.
Unsur MSDM adalah manusia.[2]
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.[rujukan?] Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.[3]

aspek manusia

Aspek-aspek Manusia


Willian Kirk menyusun struktur lingkungan geografi menjadi 2, yaitu :
1. Aspek Fisikal
Aspek fisikal geografi meliputi :
a. Aspek Topologi
Membahas hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi suatu wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
b. Aspek Biotik
Membahas karakter fisik dari manusia, hewan dan tumbuhan
c. Aspek Non Biotik
Membahas tentang tanah, air dan atmosfer (termasuk iklim dan cuaca)
2. Aspek NonFisik
Aspek ini menitikberatkan pada kajian manusia dari segi karakteristik perilakunya. Pada aspek ini manusia dipandang sebagai fokus utama dari kajian geografi dengan memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan perilaku manusia dengan lingkungannya. Beberapa kajian pada aspek ini antara lain :
a. Aspek Sosial
Membahas tentang adat, tradisi, kelompok masyarakat dan lembaga sosial.
b. Aspek Ekonomi
Membahas tentang industri, perdagangan, pertanian, transportasi, pasar dan sebagainya
c. Aspek Budaya
Membahas tentang Pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.
d. Aspek Politik
Misalnya membahad tantang kepartaian dan pemerintahan

posisi manusia di antara mahluk hidup lainnya.

1. Latar belakang

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan YME yang paling sempurna, Manusia memiliki akal yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan yg lainya ,kebanyakan ciptaan Tuhan yang ada di Bumi ini hanya memiliki nafsu. Sehingga manusia pun dinobatkan sebagai khalifah (pemimpin) di muka Bumi ini. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia).


2. TUJUAN DAN LATAR BELAKANG

Tujuan dan maksud dari penulisan ini adalah agar kita mengetahui bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan yang Maha Esa tidak hanya untuk menerima tetapi juga untuk memberi dan mengamalkannya. Karena pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial dan mahluk hidup yang membutuhkan mahluk hidup lainnya. Dan penulisan ini juga bermaksud agar kita mengerti dimanakah posisi kita sebagai manusia yang berada diantara banyak mahluk disup lainnya.

3. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini adalah
Agar kita dapat mengetahui lagi tentang posisi manusia diantara makhluk lainnya .
Dapat menumbuhkan kesadaran pada diri kita untuk selalu berperilaku yang baik antara sesama manusia ataupun kepada makhluk lainnya.
Bisa dijadikan bahan referensi bagi mereka yang ingin mendalami manusia serta hubungannya dengan makhluk lain.
Dapat mengenal lebih dalam tentang dirinya sendiri dibanding makhluk lain.


4. ISI

Pengertian kita yang paling umum tentang posisi manusia diantara makhluk lainnya , jelas makhluk hidup mempunyai ciri-ciri sbagai berikur :
Membutuhkan Makanan dan Air
Bernafas
Bergerak
Dapat Tumbuh
Bereproduksi

Kadang kita menyadari, kita sebagai makhluk hidup, bukan hanya kita yang merupakan makhluk hidup. Melainkan hewan dan tumbuhan yang ada di muka bumi ini adalah makhluk hidup. Tumbuhan adalah makhluk hidup paling awal pada proses rantai makanan. Ia termasuk makhluk hidup karena ia bernafas, bereproduksi tumbuh, dan lainnya. Namun apakah mereka sama dengan manusia? Perbedaan manusia dengan tumbuhan sangat signifikan. Manusia dapat bergerak sangat leluasa. Lain halnya dengan tumbuhan, mereka sangat terbatas.

Bagaimana dengan hewan? Hewan dapat bergerak dengan leluasa sebagaimana manusia. Namun apa yang berbeda dari hewan? Bahwasannya hewan tidak memiliki akal yang sebagaimana manusia memilikinya. Mengapa? Akal adalah sebuah anugrah dari Allah SWT di mana manusia dapat membedakan mana manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Pembedaan ini sangat luas aspeknya, ada kala di mana pembedaan ini dalam konteks prilaku. Manusia akan dapat membedakan di mana perilaku tersebut benar atau salah. Misal, mencuri adalah prilaku yang tidak baik. Bersedekah kepada orang yang kurang mampu merupakan contoh prilaku yang baik. Oleh adanya akal, maka lahirlah di dunia yang namanya Manusiawi, di mana manusia akan berpikir apakah prilaku tersebut baik atau tidak baik. Lain halnya dengan hewan, hewan yang tidak memiliki akal hanya melakukan sesuka hati demi kepentingan sendiri. Tidak peduli cara tersebut baik atau tidak baik.

Dalam pelajaran ekologi manusia, kita akan dikenalkan pada teori tentang hubungan manusia dengan alam. Salah satunya adalah anthrophosentis. Di sana dijelaskan mengenai hubungan manusia dan alam. salah satu bentuknya adalah anthoposentris. dimana manusia menjadi pusat dari alam. maksudnya semua yang ada dialam ini adalah untuk manusia.

kalau dipikir-pikir emang benar sih. buat apa coba, ada sapi, ikan, padi, kalau bukan untuk makanan kita. buat apa ada kayu, batu, pasir, kalau bukan buat bangunan untuk manusia. buat apa ada emas, berlian kalau gak dipakai oleh manusia sebagai perhiasan.

Allah SWT. juga menjelaskannya dalam Al Qur’an, bahwa semua yang ada dialam ini memang sudah diciptakan untuk kepentingan manusia.

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” (al Baqarah: 29)

tapi berbeda dengan anthoroposentris yang menempatkan manusia sebagai penguasa yang memiliki hak tidak terbatas terhadap alam, maka islam menempatkan manusia sebagai rahmat bagi alam.

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”(al Anbiyaa’:107)

walaupun kita diberi kelebihan oleh Allah atas segala sesuatu di alam ini, tapi kelebihan itu tidak menjadikan kita sebagai penguasa atas alam dan isinya. Karena alam dan isinya tetaplah milik Allah. Kita hanya diberikan kekuasaan atas alam tersebut sebagai pengelola dan pemelihara, dan pemakmur.

Kemudia ketika kita berinteraksi dengan alam, tidak seperti paham antroposentris yang menghalalkan sebgala cara asal kebutuhan manusia terpenuhi, islam mengajarkan bahwa hak kita dalam memanfaatkan alam juga dibatasi oleh hak alam dan isinya itu sendiri.

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (al an’am:141)

Kita tidak boleh berlegih-lebihan dalam memanfaatkannya, sehingga menimbulkan kerusakan. seharusnya semua yang ada dialam ini kita jadikan sebagai sarana untuk berpikir akan kebesaran Allah SWT.
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (ar Ra’du: 4)

5. RANGKUMAN

Tuhan memberikan manusia kelebihan dibanding makhluk lain, hendaknya kita mensyukuri segala kelebihan yang telah diberikan, yaitu dengan memanfaatkan setiap kelebihan kita untuk hal-hal yang positif seperti mengunakan akal kita untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi seliruh umat manusia.

Setiap manusiapenting untuk dapat menghargai manusia lain dan juga menghargai alam, karena setiap manusia pasti selalu membutuhkan manusia lain untuk hidup, karena itulah manusia disebut sebagai Makhluk Sosial.

Jumat, 07 Januari 2011

lembaga agama

epuluh lembaga agama di Provinsi DIY, menyatakan sikap terhadap keistimewaan provinsi tersebut dengan penetapan gubernur dan wakil gubernur bukan dengan pemilihan.

"Kami menyatakan sikap bahwa pengangkatan gubernur dan wakil gubernur adalah melalui mekanisme penetapan, yaitu dari Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paduka Paku Alam yang sedang bertahta," kata Ketua MUI DIY, Thoha Abdurrahman saat membacakan pernyataan sikap lembaga-lembaga agama di Yogyakarta, Senin (20/12/2010).

Selain MUI, lembaga agama lain tingkat DIY yang juga turut menyatakan sikap mendukung penetapan tersebut adalah dari Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Kevikepan, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PDHI), Majelis Agama Khong Hu Cu Indonesia (Makin), Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII), Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia serta dari Walubi.

Pernyataan sikap dari lembaga-lembaga agama tersebut didasarkan pada berlarut-larutnya pembahasan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan (RUUK) DIY dan di dalamnya kurang dapat mengakomodasi keinginan masyarakat di wilayah DIY, salah satunya adalah munculnya pemikiran untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur.

Thoha menyatakan khawatir pemilihan gubernur dan wakil gubernur DIY seperti yang dilontarkan pemerintah pusat, justru akan menimbulkan perpecahan di Yogyakarta yaitu antara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan masyarakat di wilayah tersebbut.

"Kami ingin agar Indonesia ini tetap utuh sebagai NKRI dan jangan dianggap bahwa penetapan gubernur dan wakil gubernur itu tidak demokratis. Ada unsur musyawarah mufakat di dalamnya yang merupakan esensi dari demokrasi itu sendiri," ujarnya.

Sementara itu, L Herman Simanjuntak perwakilan dari PGI mengatakan, surat pernyataan sikap tersebut telah dikirimkan kepada Presiden Republik Indonesia, Menteri Dalam Negeri dan juga kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Kami berharap, pemerintah dapat mendengar suara dari masyarakat Yogyakarta. Semakin banyak suara yang menyatakan penetapan, maka akan semakin baik," katanya.

Selain sepuluh lembaga agama yang telah menyatakan sikap tersebut, juga akan ada beberapa lembaga agama lain yang juga akan menyatakan sikap yang sama kepada pemerintah. Demikian catatan online Belajarblog80 tentang Sepuluh lembaga agama.

fungsi agama


Fungsi Agama Pada ManusiaApr 20, '07 10:02 AM
for everyone
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang diuraikan di bawah:
  • Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
    Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia sentiasanya memberi penerangan kepada dunia(secara keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan dalam masalah ini sebenarnya sulit dicapai melalui indra manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahwa dunia adalah ciptaan Allah(s.w.t) dan setiap manusia harus menaati Allah(s.w.t).
  • Menjawab pelbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
    Sebagian pertanyaan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan pertanyaan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya pertanyaan kehidupan setelah mati, tujuan hidup, soal nasib dan sebagainya. Bagi kebanyakan manusia, pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik dan perlu untuk menjawabnya. Maka, agama itulah fungsinya untuk menjawab soalan-soalan ini.
  • Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
    Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah karena sistem agama menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan yang sama, melainkan tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
  • Memainkan fungsi peranan sosial.
    Kebanyakan agama di dunia ini menyarankan kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kode
    etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi peranan sosial.